Hariyanti Dwi (2009) ANALISIS NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA. Other thesis, University of Muhammadiyah Malang. Hariyanto, Didik (2009) APLIKASI JAVA TM 2 MICRO EDITION (J2ME) PADA MOBILE PHONE UNTUK PELUKISAN GRAFIK TRIGONOMETRI SECARA GRAFIS. Other thesis, University of Muhammadiyah Malang.
Puisiguru pahlawan tanpa tanda jasa merupakan ungkapan penghormatan dan kekaguman untuk mereka para guru yang sepenuh hati mengabdi di seluruh pelosok indonesia guna mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara . Para guru merupakan sosok sentral yang menjadi ujung tombak pendidikan formal di indonesia yang nantinya akan menjadi bekal kita
Selainitu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi. Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni
lukisansabung ayam karya agus djaya ke konten Menu Mobile Pencarian 01/08/2022 Office Konsep Organisasi Sidang Organisasi Trias Politika Struktur Organisasi Komunikasi SEO Profit Profesional Olahraga Organik +6285255759852 Samurai SEO: Experienced Search Engine Optimization Consultant & Master in Website Structure
Senilukis adalah salah satu cabang dari seni rupa, Yang mengapresiasikan pengalaman artistik seorang pencipta karya seni lukis melalui bidang dua dimensi, sekaligus sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Seni lukis mengolah unsur titik, garis, bidang tekstur, warna, gelap terang melalui pertimbangan yang estetik. Sedangkan melukis
Lukisankarya Cy Twombly itu dihargai USD 70,5 juta (setara Rp 954 miliar). Wakil Ketua Komisi A DPRD Jateng Fuad Hidayat tak menampik botoh semula dikenal dalam judi sabung ayam. Judi jenis
HabisiPreman di PTPN II. Baca di Hal. CMYK. 9. Tahun ke VII. HARGA. Rp. 2000 Per Eksemplar. Bung! Hari Ini MINGGU 22 FEBRUARI 2009. 16 Halaman. Menyajikan Fakta, Peristiwa & Fenomena Warnet
3U5H8nH. If you are searching about Griya Lukisan Koleksi Lukisan you've visit to the right place. We have 11 Pictures about Griya Lukisan Koleksi Lukisan like 26+ Lukisan Affandi Sabung Ayam - Koleksi Rial, Ayam Bangkok Aduan Terbaik Didunia Ayam-Lihat Gambar Ayam Juara and also 36 Karya Lukisan Affandi Part 1 - Seni Rupa. Here you go Griya Lukisan Koleksi Lukisan bogor griya istana thn 60an keramaian Griya Lukisan Sketsa griya montase melukis Karya Lukisan Agus Djaya Suminta agus djaya lukisan Ayam Bangkok Aduan Terbaik Didunia Ayam-Lihat Gambar Ayam Juara aduan sabung jago bulu laga animasi gallos dunia memperkuat pertahanan kekuatan sketsa shamo gajah galo jantan gampang tiga begini 36 Karya Lukisan Affandi Part 1 - Seni Rupa affandi karya tarung abstrak seni rupa sabung lukis ekspresionisme sejarah beserta barong terkenal seniman mitos dimensi pelukis apresiasi jantan Paling Keren Lukisan Affandi Potret Diri Dan Topeng Topeng Kehidupan - Garden Of Night affandi potret topeng karya barong Karya Lukisan Agus Djaya Suminta djaya lukisan agus Lukisan Ayam Jantan jantan tokopedia betina budha badung timbul Lukisan Karya Affandi Lengkap Terkenal Beserta Keterangan Penjelasannya - ARMAILA terkenal keterangan beserta lengkap balinese armaila koesoema terkeren koleksi maknanya yandika Paling Keren Lukisan Affandi - Amanda T. Ayala affandi 26+ Lukisan Affandi Sabung Ayam - Koleksi Rial affandi judul Lukisan affandi. Lukisan karya affandi lengkap terkenal beserta keterangan penjelasannya. Lukisan affandi potret topeng karya barong
Mengenal Organisasi PERSAGI, profesi pelukis dan tukang gambar Indonesia, memberikan kontribusi buat negara ini, apa saja kegiatan mereka?Cindy Kharisma Putri, Profesi – Indonesia memiliki beragam organisasi yang mewadahi bakat-bakat yang berprestasi. Tidak hanya mendirikan induk organisasi pada bidang olahraga. Para warganya juga mendirikan induk organisasi di bidang seni rupa. Salah satunya adalah seni melukis. Seni melukis atau ahli menggambar ini memiliki wadah guna menampung aspirasi para ahli menggambar. Bakat yang ada juga bisa terasah dengan baik karena induk organisasi ini memiliki lingkup yang luas. Mereka dapat saling mengenal pelukis-pelukis handal nasional dari berbagai daerah. Mari mengenal induk organisasi ini. Daftar Isi Mengenal PERSAGI dan Pengurus PertamanyaMengenal Struktur Organisasi PERSAGI Yang Pertama KaliMengenal Karya Dari Para Anggota Organisasi PERSAGIKonsep Dalam Tubuh Organisasi PERSAGISejarah Lahirnya Organisasi PERSAGISejarah Organisasi PERSAGI Lainnya…Tujuan Pendirian Organisasi PERSAGI Tujuan Dari Organisasi PERSAGI Lainnya…Mengenal PERSAGI dan Pengurus Pertamanya mengenal PERSAGI Foto PERSAGI atau banyak yang mengenal dengan Persatuan Ahli-Ahli Gambar Indonesia. Sebuah asosiasi para pelukis dan gambar di Indonesia yang sudah sejak lama berdiri. Bisa juga berarti gerakan nasionalisme di bidang seni rupa Indonesia. Para pekerja seni berkumpul menjadi satu dalam satu wadah ini. PERSAGI menjadi fasilitator para pelukis handal. Organisasi ini berdiri pada 23 Oktober 1938 di Jakarta. PERSAGI erat kaitannya dengan pelukis terkenal, Agus Djaya. Agus Djaya merupakan pelukis ternama di era penjajahan. Bahkan, Soekarno merekomendasikan beliau menjadi ketua Pusat Kebudayaan Bagian Seni Rupa di era penjajahan Jepang. Bersama dengan para seniman lainnya, seperti Sindoedarsono Soedjojono, mereka memiliki ide untuk membentuk sebuah wadah bernama PERSAGI pada tahun 1938. PERSAGI ini masuk dalam periode seni rupa modern Indonesia dan memiliki periodenya sendiri bernama Periode PERSAGI. Mengenal Struktur Organisasi PERSAGI Yang Pertama Kali Struktur organisasi dari PERSAGI pertama kali yang banyak adalah sebagai berikut. Agus Djaya yang merupakan salah satu pendiri PERSAGI didapuk sebagai ketua dan S. Sudjojono sebagai sekretaris. Anggota PERSAGI kala itu berjumlah 14 orang. Ada Abdulsalam, Ateng Rusyian, Emiria Soenassa, Herbert Hutagalung, L. Setijoso, Otto Djaya, Ramli, S. Sudiardjo, S. Tutur, Saptarita Latif, Sindusisworo, Sukirno, Suromo, dan TB. Syuaib Sastradiwilja. Mereka merupakan seniman-seniman terkenal dengan karya-karya yang tidak bisa kita anggap remeh. Organisator lain baca ini Mengenal Organisasi HAKLI dan PORMIKI Yang pertama ada Emiria Soenassa. Emiria merupakan salah satu pelukis wanita asal Indonesia pertama yang berkarya khususnya di bidang seni lukis sebagai ekspresi. Lukisannya bermakna mengungkap kejujuran dan kenaifan. Contoh karyanya adalah Roemah di Tepi Hoetan. Alasannya bergabung dengan PERSAGI, agar ia dapat mengekspresikan hasil karya dengan lebih baik. Lalu, ada Sukirno. Gaya lukisannya lebih cenderung karikatur. Lalu ada Otto Djaya. Otto menjadi pelukis paling muda yang masuk organisasi PERSAGI. Ia merupakan adik dari ketua PERSAGI, Agus Djaya. Contoh karyanya adalah lukisan bertajuk Kethoek Tiloe. Selanjutnya ada Soediarjo dan Suromo. Keduanya sama-sama bekerja di bidang menggambar, terutama melukis keramik,kaca, dan mural. mendapat perhatian besar dari karena kekuatan ekspresi lukisannya yang di pamerkan di Kunstkring yaitu Bade om Zielenheid Doa untuk Pendeta Suromo sendiri merupakan pelukis yang bekerja sebagai penggambar dan desainer di perusahaan Robert Deppe yang bertempat di Batavia. Selain itu Suromo memperoleh kemampuan melukisnya dengan belajar akademis di Pringadi. Banyak yang mengenal beliau sebagai seniman yang aktif dalam PERSAGI. Ia lebih suka melukis dan mengekspresikan melalui lukisan, bukan dengan berdebat. Mengenal Karya Dari Para Anggota Organisasi PERSAGI Karya-karya yang tercipta oleh Soeromo memiliki karakter khas realitas apa adanya dan kejujuran. Karya-karyanya biasanya bermakna kejujuran dan realitas apa adanya. Anggota Persagi lainnya adalah seorang pelukis kelahiran Banyumas, 1912 bernama Abdul Salam. Beliaubekerja di kantor majalah dan surat kabar, serta biro reklame sebagai ilustrator di Batavia. Lalu ada. Soerono. Soerono merupakan pelukis yang berbakat dalam seni lukis. Bakatnya dalam melukis merupakan hasil campur tangan pelukis asal Belanda bernama Velthyuseni. Lukisan-lukisannya yang terkenal antara lain berjudul Terug van de Weide Perahu Majang. Ada Abdul Salam, pelukis kelahiran Banyumas 1912, adalah ilustrator majalah mingguan Pembangoen dari surat kabar Pemandangan, Kantor Statistik dan di kantor Biro Reklame A de le Mar Batavia. Selain para pelukis realitas, masih ada juga beberapa anggota PERSAGI yang melukis keelokan lanskap Hindia Belanda. Herbert Hutagaloeng dan S. Toetoer. Mereka masih berkutat dengan lukisan pemandangan yang indah. Lukisan dari Herbert Hutagalung pernah terpampang di pameran milik PERSAGI meski masih bercorak mooi indie. Sama halnya dengan S. Toetoer yang jenis karyanya sama dengan Herbert H. Karya-karya yang pernah tampil dalam pameran pertama PERSAGI, antara lain Indonesische Venus dan Pemandangan di Mega Mendoeng. Meski masih berlawanan dengan tujuan pembentukan PERSAGI, S. Toetoer terkenal dengan karya-karyanya yang apik dan berkualitas. Periode PERSAGI terkenal dengan pergolakannya untuk mencapai hak-hak kesetaraan dengan bangsa asing. Terutama hak kemerdekaan bagi bangsa ini. Tak hanya mengkritik lewat berbagai tulisan, juga mengkritik melalui media lukis. Para seniman mencoba mencari ciri khas Indonesia. Maka PERSAGI ini muncul sebagai jawaban atas masalah yang terjadi. Mencari corak asli Indonesia, tidak hanya melihat melalui unsur keindahan saja. Titik inilah peran PERSAGI bagi Nusantara pada masa PERSAGI. Konsep Dalam Tubuh Organisasi PERSAGI Organisasi ini memiliki konsep semangat dan keberanian. Tak hanya sekedar melukis, tetapi disertai dengan perasaan dan tumpahan jiwa. Tidak hanya sekedar meniru bangsa barat, tetapi menciptakan gaya khas Indonesia. Organisasi ini juga sebagai ajang saling berdiskusi , ceramah, dan memperbincangkan seputar seni rupa baik yang di Indonesia maupun dunia. PERSAGI menyelenggarakan pamerannya untuk pertama kali pada tahun 1938 di sebuah toko buk Kolff, Jakarta. Sempat mengalami penolakan di tempat lain dan mendapat remehan. Mereka menganggap bahwa pribumi hanya cocok menjadi petani. Namun, pameran ini membuka mata semua kritikus seni terutama kritikus Belanda. Akhirnya, pembuktian ini membuahkan hasil. Pada pameran selanjutnya, PERSAGI membolehkan membuka pameran di Kunstkring akhir tahun 1938. Pengurus yayasan sempat menolak pameran dari PERSAGI sebelumnya. sejarah PERSAGI Periode PERSAGI terkenal dengan pergolakannya untuk mencapai hak-hak kesetaraan dengan bangsa asing. Terutama hak kemerdekaan bagi bangsa ini. Tak hanya mengkritik lewat berbagai tulisan, juga mengkritik melalui melalui media lukis. Para seniman mencoba mencari ciri khas Indonesia. Bermula dari semangat pergerakan nasional yang bangkit pada dekade pada awal abad 20. S Sudjojono, seorang pelukis ternama menyebut bahwa pelukis Indonesia saat itu menganut mooi indie Sebenarnya ungkapan ini termasuk sindiran. Maksudnya disini adalah mereka hanya menyebut bahwa Hindia Belanda memiliki lanskap yang indah belaka. Dari hal tersebut, paa seniman lain mulai mencoba menyusun identitas karya seni rupa Indonesia. Menggali lebih dalam apa-apa yang khas dari Indonesia. Bukan hanya kelompok Sudjono saja yang menentang. Sebuah gerakan di Bali juga menentang mooi indie. Idealisme dan pemikiran dari Affandi turut menyumbang ide untuk mempersatukan para ahli seni rupa dalam satu wadah. Beliau sendiri telah mendirikan grup bagi para pelukis di Bandung. Grup tersebut bernama Kelompok Lima. Grup ini kemudian menjadi antitesis dari mooi Indie yang hanya menampilkan lanskap Nusantara yang indah belaka. Tujuannya agar lukisan tersebut laku terjual. Sejarah Organisasi PERSAGI Lainnya… Wadah organisasi kecil ini mengajarkan teknik-teknik melukis yang apik. Selain itu, juga mencoba untuk melukis secara jujur keadaan yang terjadi di Indonesia saat itu. Mengingat bahwa Affandi beserta teman-temannya belajar di sekolah lukis. Sampai akhirnya, Sudjojono menyumbangkan ide membentuk Persagi. Rapat pertama membuahkan hasil dimana Agus Djaja didapuk sebagai ketua, sedangkan Sudjojono menjadi sekretarisnya. Mengenal PERSAGI menjadi simbol dan permulaan para pelukis di Indonesia yang mencoba melawan bangsa barat. Dengan cara mencoba mencari identitas dan corak seni rupa di Indonesia. Organisator lain baca ini Induk Olahraga Catur Sejak Abad Ke7 Dunia dan Indonesia Namun, perjuangan PERSAGI tidak bisa bertahan lama. Perlawanan terhadap mooi indie ini terus meredup pada tahun 1942. Pada masa pendudukan Jepang, mereka menghapus segala organisasi bentukan Belanda dan menyederhanakan organisasi yang dibentuk masa penjajahan Belanda. Jepang sendiri mendirikan organisasi diberbagai bidang, contohnya di bidang kesenian. Lembaga kesenian tersebut bernama Keimin Bunka Shidoso. Kebijakan Jepang ini dibuat agar para seniman dapat memprograndakan gerakan nasionalis dan memasukkan ciri khas Indonesia di dalamnya. Hal ini menguntungkan di sisi Jepang Tujuan Pendirian Organisasi PERSAGI Tujuan pendirian PERSAGI Foto Persagi lahir sebagai bentuk protes atas nilai keindahan yang diusung oleh mooi indie. Namun, banyak juga faktor yang melatarbelakangi lahirnya pergerakan budaya tersebut. PERSAGI berdiri untuk membatasi hegemoni para peseni Belanda dan Eropa yang tinggal di Indonesia. Dimana pada masa itu, seni rupa hanya bertema keindahan pemandangan yang tersaji di Hindia Belanda. Hal ini dikenal dengan mooi Indie karena memang ditujukan untuk promosi wisata. Hal ini berkebalikan dengan kondisi masyarakat kala itu. Kondisi yang terjadi saat itu, terutama dari segi ekonomi dan politik memang menuntut pembaruan dalam segala bidang, tak terkecuali dalam bidang kesenian. Tujuan Dari Organisasi PERSAGI Lainnya… Memasuki tahun 1930-an, keadaan Batavia telah berbeda dengan awal abad 20. Keadaan tersebut membuat keadaan masyarakat pribumi semakin sulit dalam kehidupan. Kondisi tersebut membuat para seniman memikirkan konsep PERSAGI. Dimana mereka tidak hanya menyertakan unsur estetika di dalamnya. Juga memasukkan unsur kemanusiaan. PERSAGI ingin menekankan lukisan atau gambar yang mengenal dengan corak asli khas Indonesia. Tak hanya melukis keindahan Nusantara seperti yang sudah-sudah. Lebih jauh lagi, mereka ingin mengangkat kejujuran lukisan terkait dengan realitas yang terjadi sebenarnya. Selain kejujuran, perlunya penekanan pada sikap kesederhanaan dalam memandang dan melukis suatu objek. Unsur kesederhanaan ini dapat terlihat melalui makna sebuah lukisan. Penggambaran suatu objek yang apa adanya. Tidak hanya melihat nilai estetikanya saja. Misalkan saja pada masa itu terjadi peperangan dan perjuangan gerilya antara masyarakat pribumi dengan penjajah. Organisator lain baca ini Olahraga Bela Diri, 19 Jenis Untuk Para Wanita Karier Atau potret-potret masyarakat yang tengah menjalankan pekerjaan berat suruhan dari penjajah. Poin-poin seperti ini yang belum dijamah oleg pelukis pada masa tersebut. Sehingga, PERSAGI hadir dengan semangat dan keberanian tinggi. Memperlihatkan realitas sesungguhnya. Terlepas dari kita mengenal lebih dalam tentang organisasi ini, yakni PERSAGI, Induk organisasi ini tentu membuka mata para pengamat dan kritikus lukisan pada masa tersebut. Mereka dengan berani mendobrak apa yang telah menjadi ciri khas seni rupa yang hanya menampilkan keindahan Hindia Belanda semata. Masih sedikit, bahkan belum ada yang berani mengungkap realitas asli yang terjadi di Tanah Air. Perjuangan yang mulia ini akhirnya menyadarkan mereka tentang realitas yang tengah terjadi dari sisi bangsa yang terjajah.
Karya Lukisan Agus Djaya Suminta - Agus Djaya Suminta dan adiknya, Otto Djaya Suntara,..karya lukisan agus djaya suminta, riset, karya, lukisan, agus, djaya, suminta LIST OF CONTENT Opening Something Relevant Conclusion Nama lengkapnya Agus Djaya Suminta. Lahir di Banten tahun 1913 dari keluarga bangsawan Banten. Dikenal sebagai kakak pelukis Indonesia lainnya, Otto Djaya, keduanya sejak kecil telah memperoleh pendidikan yang baik. Karya Lukisan Agus Djaya Suminta Salah satu yang termasuk tokoh pelukis indonesia adalah Agus Djaya, Pelukis yang bernama lengkap Agus Djaja Suminta ini lahir di Banten 1913 dan meninggal di Jakarta tahun 1990. Raden Agus Djaya Suminta's work has been offered at auction multiple times, with realized prices ranging from 60 USD to 354 USD, depending on the size and medium of the artwork. Since 2020 the record price for this artist at auction is 354 USD for Rice harvest, sold at Bernaerts Auctioneers in 2021. The artist died in 1994. OVERVIEW ARTWORKS 8 Find artworks by Raden Agus Djaya Suminta Indonesian, 1913 - 1994 on MutualArt and find more works from galleries, museums and auction houses Lukisan Agus Djaya 6 Daftar Karya yang Terkenal Ayu 18/10/2021 Anda Pembaca ke 5,469 hari ini Agus djaya Foto Aliran lukisan Agus Djaya. Merupakan tokoh besar dalam dunia seni lukis, yang mana karyanya sudah banyak dikenal oleh orang. Hingga membuat pertama Indonesia, jatuh cinta pada lukisannya. Recommended Posts of Karya Lukisan Agus Djaya Suminta Karya Lukisan Agus Djaya Suminta Salah satu yang termasuk tokoh pelukis indonesia adalah Agus Djaya, Pelukis yang bernama lengkap Agus Djaja Suminta ini lahir di Banten 1913 dan meninggal di Jakarta tahun Agus Djaja Suminta Date 19 Sep 2012 Author bambang madiun 6 Komentar Teman-teman kali ini kami akan membahas tentang organisasi yang ada pada masa Persagi. Banyak tokoh yang muncul saat itu salah satunya adalah Agus Agus Djaja yang berjudul "Kuda Kepang" , cat air, 50 x 68 cm memiliki warna meriah dan humor yang membersit di sana-sini, agus juga terampil menangkap segi-segi lucu kehidupan. Dinyatakan sebagai salah seorang cikal-bakal seni lukis Indonesia, Agus pendiri dan Ketua. Karya Lukisan Agus Djaya Agus DJAYA SUMINTA is an artist born in Indonesia in 1913 and deceased in 1994. The artist's works have gone up for sale at public auction 178 times, mostly in the Painting category. The oldest auction recorded on our site is Romusha sold in 1994 at Christie's Painting and the most recent is Study of a lady sold in 2023 Painting.Agus Djaya nama lengkap Raden Agoes Djajasoeminta, 1 April 1913 - 24 April 1994 merupakan pelukis asal Indonesia. Di zaman pendudukan Jepang, ia direkomendasikan oleh Bung Karno untuk menjadi Ketua Pusat Kebudayaan Bagian Senirupa 1942-1945. Pada zaman revolusi kemerdekaan ia aktif sebagai Kolonel Intel dan Persiapan Lapangan.Category Tokoh Pelukis, nama lengkapnya Agus Djaja Suminta. Lahir di Banten 1916 dan meninggal di Jakarta tahun 1994. Ayah Djaja, seorang keturunan keluarga bangsawan Banten, adalah seorang pegawai pemerintah, yang pernah menjadi kepala sebuah agen bank dan mampu menyediakan pendidikan yang baik bagi Djaya Suminta. Estimate. 50,000 - 70,000 HKD Log in to view results bidding is closed. Description Agus Djaya Suminta; Kereta Kuda Horse-Drawn Carriage Signed and dated 80; Oil on canvas; Provenance Gifted from the artist to the late Mr. Ali Sadikin. Agus Djaja was a founding member of PERSAGI, and from 1938 to 1942 was one of the Hidup Raden Otto Djaya Suntara lahir di Rangkasbitung, Kabupaten Pandeglang tanggal 6 Oktober 1916. Ia adalah anak kedua dari pasangan Raden Wirasandi Natadiningrat-Sarwanah Sunaeni. Di atasnya ada Agus Djaya Suminta 1913 - 1994 dan di bawah Otto adalah adik perempuannya, Neneng Khatidjah 1921-2010.Agus Djaya atau Raden Agoes Djajasoeminta adalah seorang pelukis asal Banten yang namanya terkenal hingga ke mancanegara.. Agus Djaya meninggalkan segudang karya yang didokumentasikan dalam sebuah buku berjudul "Agus Djaya dan Sejarah Seni Lukis Indonesia" serta berbagai macam tanda jasa baik dalam bidang seni maupun 2 lots by Agus Djaya Suminta are in our price database - 1 with a result price. Most often, 1 times, a lot by the artist Agus Djaya Suminta was sold in an auction house in Hong Kong SAR China. Most lots, 1 pieces, came up for auction at De Zwaan. The lots with the highest resulting prices by Agus Djaya Suminta in our price databaseNama Jajang DidinKelas XA ATPH 1Karya lukisan agus djaya . Wiwaha, 1965. Dancers, 1953. Traditional Dance Performance, 1984. Kereta Kuda, 1980. Penari, 1971. Figur Wanita, 1971. Penutup. Dengan adanya ulasan inspiratif ini, semoga kita sebagai generasi penerus bisa menghargai dan melestarikan karya-karya mereka, yang telah berjasa dalam mengembangkan dan menghidupkan Dunia. Karya Lukisan Agus Djaya Suminta - A collection of text Karya Lukisan Agus Djaya Suminta from the internet giant network on planet earth, can be seen here. We hope you find what you are looking for. Hopefully can help. Thanks. See the Next Post
Salah satu yang termasuk tokoh pelukis indonesia adalah Agus Djaya, Pelukis yang bernama lengkap Agus Djaja Suminta ini lahir di Banten 1913 dan meninggal di Jakarta tahun 1990. Ayah Djaja, seorang keturunan keluarga bangsawan Banten, adalah seorang pegawai pemerintah, yang pernah menjadi kepala sebuah agen bank dan mampu menyediakan pendidikan yang baik bagi puteranya. Setelah mengikuti pendidikan seni di Jakarta dan Amsterdam, Agus mulai mengajar menggambar serta mata pelajaran lain pada tahun 1934. Bekerja sama dengan Sudjojono membentuk PERSAGI pada tahun 1938-1942, dan duduk sebagai ketua pada kurun waktu itu, karena itu ia bisa dianggap sebagai pencetus seni lukis Indonesia pendudukan Jepang ia mengepalai Bagian Kesenian dari Pusat Kebudayaan Keimin Bunka Sidosho serta kemudian bekerja di organisasi Putera. Pada waktu ini ia juga menjadi terkenal lewat banyak pameran yang di dalamnya karya-karyanya tampil dengan karya-karya Affandi, Hendra, Kartono, dan revolusi ia adalah seorang kolonel dalam angkatan perang Indonesia. Pada tahun 1947 sebuah pameran lukisan oleh Agus Djaja serta adiknya yaitu Otto telah menarik banyak perhatian di Jakarta, keduanya bekerja bersama untuk pameran di Amsterdam. Mereka tinggal di Eropa selama seputar dua tahun, mengunjungi The Hague, Paris, dan Monaco, tempat pameran - pameran mereka diselenggarakan. Pada kedatangan mereka kembali ke Indonesia pada tahun 1950, kedua bersaudara ini membuka sebuah art shop serta galeri di Jakarta. Kemudian, pada sekitar 1955, Agus Djaja menetap dengan isterinya di Bali, dan di studionya di Pantai Kuta ia melukis terutama subjek-subjek Bali dalam gaya yang menarik yang lebih naturalistic serta komersial daripada yang didapatkan pada karyanya yang dahulu. Selain melakukan pameran di Indonesia, juga berpameran di Belanda dan Brazil. Tahun 1994 menerima Hadiah Seni dari Pemerintah ini adalah karya-karya lukisan Agus Djaya Suminta yang lebih banyak bertema seorang gadis yang bisa anda apresiasi. klik gambar untuk melihat lebih besarFigur WanitaIbu dan AnakJatilan dan MasterMinum TuakNude In RiverPertunjukan SilatSrilanka Lady StandingWoman with teh JugWomen with OfferingsDancerGadis BaliGadis Pembawa BakulGadis dan GitarGadisMerenungPenari 1Penari 2Sabung AyamSayang BinatangTari TayubanTayuban
Tarung ayam karya Affandi. Foto Lukisan Seni/ Bicara ayam, Indonesia memiliki sejarah sangat panjang. Jika selama ini hanya Sungai Kuning di Cina dan lembah Indus di India yang dianggap sebagai pusat sejarah domestikasi ayam di dunia, nyatanya bicara lokasi ketiga adalah Indonesia. Panjangnya sejarah interaksi manusia dan ayam di bumi Indonesia barangkali ialah kunci jawaban mengapa mitos ayam jantan begitu lekat dalam kebudayaan. Awal April 1958, Clifford James Geertz dan istrinya, sebagai antropolog, tengah melakukan penelitian lapangan di sebuah desa terpencil di Bali. Antropolog yang sohor dengan karyanya Negara The Theatre State in Nineteenth Century Bali itu, tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan polisi. Ya, sejumlah polisi datang di desa terpencil tersebut untuk menggerebek perhelatan judi sabung ayam. Sudah tentu semua orang lari tunggang langgang, termasuk Geertz dan istrinya. Dari momen itulah Geertz bukan hanya jadi mudah “masuk” lingkungan komunitas masyarat Bali, lebih dari itu, ia, sebagai peneliti lapangan berbasis etnografi, juga menemukan pembacaan perihal makna di balik ritus sabung ayam masyarakat Bali. Kenangan tentang pengalaman menyaksikan sabung ayam di Bali itu, diabadikan oleh Geertz dalam salah satu eseinya yang terkenal, Deep Play Notes on The Balinese Cockfight. Esai yang menjadi salah satu artikel penting dalam bukunya, The Interpretation of Culture Selected Essaysi, menyimpulkan bahwa hanya kelihatannya saja jago-jago ayam-ayam yang bertarung di sana. Sebenarnya, yang bertarung di sana adalah manusia-manusia.” Melalui artikel ini, Geertz menggunakan paradigma interpretasi simbolik, mendiskripsikan makna di balik sabung ayam di Bali. Geertz menemukan makna penting sabung ayam dalam masyarakat Bali. Di balik sabung ayam itu, ada suatu bangunan kultur yang besar, tentang status, tentang kepahlawanan, kejantanan, dan etika sosial yang menjadi dasar pembentukan budaya Bali. Sabung ayam, menurut Geertz, lebih dari sekadar judi, juga merupakan simbol ekspresi dari status, otoritas, dan lain sebagainya. Merujuk KBBI, kata jago’ secara leksikon berarti “ayam jantan”. Namun istilah ini pun berarti “calon utama dalam sebuah pemilihan”, “juara” atau “kampiun”. Pun dalam bahasa Jawa. Jago bagi orang Jawa berarti ayam. Namun kata ini juga bermakna konotatif, sebagaimana makna dalam kamus bahasa Indonesia. Permainan ini lazimnya dilakukan dengan mengadu dua ayam jantan bertaji. Atau tak jarang ayam jantan itu sengaja dipasangi taji buatan, entah dari bambu atau kayu diruncingkan, atau bahkan logam besi. Pertandingan barulah dianggap selesai setelah salah satu ayam jantan itu kalah. Thomas Stamford Raffles dalam The History of Java yang terbit pertama kali pada 1817, mencatat sabung ayam merupakan perlombaan yang sangat umum dilakukan di kalangan masyarakat Jawa. Secara etimologi kata jago ditengarai berasal dari bahasa Portugis yaitu jogo’, yang dilafalkan zhaogo’ dan secara harfiah berarti “permainan”. Konon, istilah ini mengacu pada permainan sabung ayam di Nusantara yang sangat digemari orang-orang Portugis. Dari pelafalan inilah kemudian istilah ini diserap ke Nusantara dan masuk ke pelbagai bahasa seperti bahasa Melayu atau Jawa. Namun tidak terlalu jelas, sejak kapan istilah jago jadi kata serapan. Pada kasus Banten, merujuk buku Sejarah Banten karya TBG. Roesjan 1954, fenomena penyerapan kata jago ke dalam bahasa lokal tercatat telah muncul pada 1810. Merujuk Anthony Reid dalam karyanya yang berjudul Southeast Asia in the Age of Commerce 1450-1680 Volume One The Lands Below the Winds, fenomena sabung ayam ini, bersama pertarungan spektakuler lainnya seperti adu gajah atau harimau, lazim diselenggarakan untuk memeriahkan pesta-pesta kerajaan di kota-kota di Asia Tenggara. Menurutnya, di masa lalu ayam menjadi salah satu hewan yang sering diadu sebagai simbol kemeriahan atau kebesaran wajah kekuasaan dari kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara. Lebih jauh menurut Reid, setidaknya di Jawa pra-Islam dan hingga kini masih hidup di Bali, praktik sabung ayam tak semata bermakna ritus sosial, melainkan juga memiliki makna keagamaan dan menjadi bagian penting dalam pesta keramaian candi, penyucian, dan ziarah. Darah ayam sabungan dipandang sebagai korban untuk menyenangkan dewa-dewa, demi kesuburan, demi upacara penyucian, dan untuk merayakan keberhasilan perang. Jejak-jejak Diskursus Masyarakat Jawa mengenal folklore Cindelaras. Mengambil konteks dan latar belakang sejarah di zaman Kerajaan Jenggala abad ke-11, narasi ini bercerita perihal sabung ayam dan relasinya dengan simbol kuasa. Tak kecuali bagi masyarakat Sunda, pun ditemui folklore Ciuang Wanara. Mengambil konteks dan latar belakang sejarah di era Kerajaan Galuh abad ke-8. Kedua folklore ini sama-sama bercerita tentang putra raja yang terbuang, dan karena jalan takdirnya mereka kembali dipertemukan dengan ayahnya yang seorang raja, melalui momen praktik sabung ayam. Tak kecuali sumber lain, sebutlah La Galigo di Bugis. Tokoh utama epik itu, yaitu Sawerigading, juga diceritakan memiliki kegemaran sabung ayam. Bahkan, naga-naganya dulu orang Bugis belum bisa disebut pemberani tobarani jikalau tidak memiliki kebiasaan menyabung ayam massaung manu’. Barangkali juga bukan hanya Bugis, tetapi bagi masyarakat Jawa, Bali, Sunda, dan lainnya, ayam jantan dulu pernah memiliki asosiasi untuk melukiskan tentang citra keberanian atau kejantanan. Jikalau folklore atau epik dari masa lalu bisa jadi salah satu sumber rujukan sejarah, maka bisa disimpulkan, secara historis simbolisme terhadap ayam menghadirkan pemaknaan yang sakral sebagai representasi simbolik tentang kekuatan. Sakralitas makna sabung ayam ini setidaknya terlihat di Bali, misalnya. Geertz saat melakukan penelitian etnografi di Bali mengungkapkan pentingnya taji. Taji, yang dibuat dari logam besi sepanjang empat atau lima inci dan dipasang di kedua kaki ayam itu, hanya diasah ketika saat momen gerhana bulan atau ketika bulan tidak penuh. Selain itu, taji itu juga harus dirawat sebegitu rupa oleh pemiliknya dan dijaga supaya tidak dilihat atau dipegang kaum perempuan. Dari lapangan sejarah, merujuk esai Clifford Geertz disebutkan kata sabung’ merupakan istilah untuk ayam jantan. Dan, lebih jauh ia katakana, istilah telah muncul dalam inskripsi-inskripsi di Bali pada 922 M. Istilah ini dipakai secara metaforis untuk mengartikan “pahlawan”, “serdadu”, “pemenang”, atau “orang kuat”. Sayangnya Geertz tak menjelaskan dari sumber prasasti mana inskripsi itu. Bicara latar sejarah sabung ayam, Ani Rachmat dan Agusmanon Yuniadi 2018 dalam artikelnya Simbolisme Ayam Jago dalam Pembangunan Kultural Masyarakat Kabupaten Cianjur, dan I Wayan Gede Saputra 2016 dalam artikelnya Sabung Ayam Pada Masyarakat Bali Kuno Abad IX-XII, tiba pada kesimpulan yang sama. Mirip Geertz, menurut mereka praktik sabung ayam di Bali telah berlangsung sejak abad 10. Jika Rachmat dan Yuniadi merujuk Prasasti Sukawana dan Prasasti Batur Abang; Saputra merujuk Prasasti Trunyan dan Prasasti Sembiran. Sayangnya lagi, bicara konteks lokalitas Bali, Geertz tidak memaparkan sejauh mana terdapat perbedaan makna antara sabung ayam dalam bentuk tetajen’ dan tabuh rah’. Jelas, kedua ritus sabung ayam ini berbeda konteks dan makna. Di satu sisi, tetajen ialah ritus sosial yang bersifat profan berupa perjudian, dan di sisi lain tabuh rah ialah ritus yang bersifat sakral dan keagamaan. Masuk babakan sejarah kemudian. Dalam Kitab Pararaton, Ken Arok, sebelum jadi Raja Singasari di abad ke-13, konon ialah tukang sabung ayam. Pun sejarah mencatat, di Kerajaan Shingasari pernah terjadi peristiwa politik besar saat momen sabung ayam. Raja Singhasari yang berkuasa saat itu, Anusapati, dibunuh adik tirinya, Tohjaya, saat raja itu menyaksikan sabung ayam. Raja Hayam Wuruk yang berkuasa di Kerajaan Majapahit 1350-1389 juga menarik disimak. Di masa itu memang lazim pemberian nama orang meminjam nama-nama binatang tertentu. Sebutlah Kebo Anabrang, Lembu Sora atau Gajah Mada, misalnya. Pemilihan nama-nama binatang kerbau dan gajah, tentu memiliki asosiasi akan kebesaran tokoh-tokoh tersebut. Namun demikian nama raja terbesar di era Majapahit, Hayam Wuruk yang juga bergelar Maha Raja Sri Rajasanagara, justru memakai nama ayam. Seperti diketahui, Hayam Wuruk artinya “Ayam yang Terpelajar”. Mari meninjau Sulawesi. Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa pernah berperang gara-gara momen perhelatan sabung ayam. Dikisahkan di tahun 1562, Raja Gowa X yaitu I Mariogau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipalangga Ulaweng 1548 –1565 berkunjung ke Bone. Kedatangan tamu negara ini dimeriahkan pesta sabung ayam massaung manu’. Raja Gowa mempertaruhkan 100 katie emas. Raja Bone saat itu yaitu La Tenrirawe Bongkange’ mempertaruhkan orang panyula satu kampung. Konon, sabung ayam ini bukanlah sabung ayam biasa. Ayam jantan yang diadu jadi wahana adu kesaktian dua raja penguasa semenanjang barat dan timur ini. Alhasil, ayam sabungan Raja Gowa mati terbunuh. Ayam Raja Bone menang. Ini berarti kesaktian Raja Bone nisbi lebih tinggi ketimbang Raja Gowa. Persoalan mulai muncul ketika kekalahan sabung ayam tersebut dikait-kaitkan dengan tanda-tanda kemerosotan kekuasaan Kerajaan Gowa. Raja Gowa Daeng Bonto terpukul dan malu. Tragedi ini dipandang sebagai peristiwa siri’ oleh Kerajaan Gowa. Sepulangnya di Gowa, Tunipalangga Ulaweng langsung mempersiapkan pasukan dan menyerang Kerajaan Bone. Sejak itulah perang saudara berkobar. Perang ini memakan waktu satu generasi. Perang berakhir di masa Raja Gowa XI, I Tajibarani Daeng Manrumpa Karaeng Data. Akhir kisah perseteruan diadakan perjanjian perdamaian Tellumpoccoe di tahun 1582. Mari meloncat masuk di era Revolusi Digital atau Industri Bicara mitos ayam, samar-samar masih tampak melekat kuat di benak masyarakat. Selain di Bali dengan ritual tabuh rah-nya, di daerah lainnya perhelatan sabung ayam masih sering dilakukan dan cenderung hanyalah ekspresi hobi belaka. Asosiasi hobi ayam sabung di Indonesia pun telah terbentuk. Mereka menamakan dirinya PAPAJI Paguyuban Penggemar Ayam Jago Indonesia. Sekalipun bersifat profan, asosiasi ini telah tegas menghilangkan aspek perjudian. Mengambil format seperti perlombaan tinju, konsep adu ketangkasan ayam ini sengaja dibatasi waktu, ayam pemenang ditentukan oleh skor. Untuk mengurangi resiko kematian, taji di kaki ayam jantan sengaja dibungkus. Bicara nilai komersial ayam jago yang malang melintang memenangkan lomba, jangan kaget jikalau nilainya mencapai ratusan juta. Sayangnya bicara asal ayam sabung lazimnya bukanlah budidaya Indonesia. Padahal sebenarnya Indonesia memiliki banyak populasi ayam hutan. Ada ayam hutan merah dan ayam hutan hijau. Dari pelbagai varitas ayam hutan ini sebagai modalnya seharusnya bisa dikembangkan ayam aduan tipe unggulan. Sementara di sisi lain, bicara ayam Indonesia memang memiliki sejarah yang sangat panjang. Jika selama ini hanya Sungai Kuning di China 6000 SM dan lembah Indus di India 2000 SM dianggap sebagai pusat domestikasi ayam di dunia, maka dua peneliti dari Laboratorium Genetika Bidang Zoologi di Pusat Penelitian Biologi, LIPI, yaitu Sri Sulandari dan M Syamsul Arifin Zein, berhasil menemukan pusat domestikasi ayam yang ketiga di dunia. Lokasinya ialah bumi Indonesia. Melalui pemetaan DNA terhadap banyak sampel ayam dari pulau-pulau di Indonesia, riset mereka menunjukkan ayam lokal Indonesia lebih memiliki kedekatan hubungan kekerabatan dengan ayam hutan merah dibanding ayam hutan hijau. Selain itu, ayam lokal Indonesia memiliki keragaman genetik yang tinggi. Pada titik ini, sebagai negara salah satu pusat domestikasi ayam di dunia, Indonesia harus gigih mempertahankan dan melakukan konservasi atas ayam-ayam lokal miliknya. Mari para pencinta ayam se-Indonesia, segeralah bergegas turut bergerak maju mengembangkan ayam-ayam unggulan produk lokal Indonesia. Sumber Editor Riki Susanto
lukisan sabung ayam karya agus djaya